Selamat Datang

SELAMAT DATANG DI BLOG ASUHAN KEPERAWATAN SEMOGA BERMANFAAT

Kesimpulan

Asuhan keperawatan gerontik merupakan salah satu bagian dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada indivdu atau sekleompok lansia dalam konteks peran perawat sebagai penerima asuhan keperawatan yang diberikan secara profesional.
Dalam konteks keperawatan gerontik yang dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha “Bahagia” Magetan dari tanggal 03 – 07 Deseber 2001, mahasiswa diberikan tanggung jawab untuk membina satu orang klien lansia yang memiliki masalah kesehatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dimulai dari tahap pengkajian sampai pada tahap evaluasi guna mengetahui perkembangan kesehatan klien lansia secara komprehensif.

4.2 Saran
1)    Bagi institusi pengelola Panti Sosial Tresna Werdha “Bahagia” Magetan.
Agar seoptimal mungkin menerapkan konsep pemikiran yang telah disepakati guna meningkatkan fungsi dan peran panti secara optimal.
2)    Bagi pembimbing PSIK FK Unair Surabaya
Agar seoptimal mungkin mengupayakan kehadiran serta bimbingannya guna membantu mahasiswa menjalani proses praktek keperawatan gerontik dengan lebih baik sesuai target pencapaian yang ingin diraih.
3)    Bagi mahasiswa sendiri
Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan guna mnegembangkan konsep asuhan keperawatan gerontik secara optimal.

Evaluasi

No
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
1.








2.








3.

Nyeri b/d interupsi pembedahan katarak pada mata kiri.






Resiko infeksi b/d peningkatan kerentanan skunder terhadap interupsi pembedahan katarak.





Resiko cidera b/d keterbatasan penglihatan.


S: Klien mengatakan nyeri pada mata kiri sudah agak berkurang, klien sudah dapat istirahat dengan baik.
O: Mata berair (-), kemerahan (-)
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan perencanaan dengan mengadakan koordinasi dengan pendamping wisma.

S: Klien mengatakan matanya sudah tidak panas lagi,berair (-)
O: mata berair (-), kemerahan (-), sekret (-)
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan perencanaan dengan mengadakan koordinasi dengan pendamping wisma.

S: Klien mengatakan penglihatannya sudah lebih terang.
O: Klien berjalan ke luar wisma tanpa dibimbing dan tanpa memakai tongkat.
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan perencanaan dengan mengadakan koordinasi dengan pendamping wisma.

Implementasi

Waktu/tgl
Implementasi
Evaluasi
4 – 12 – 2001
09.00








5 – 12 – 2001
09.30











5 – 12 – 2001
11.00









5 – 12 – 2001
12.30




6 – 12 – 2001
09.00


·         Memberikan HE pentingnya:
-          Pembatasan aktifitas.
-          Asupan gizi dan minum yang memadai (makan 1 porsi habis).
-          Mengurangi paparan terhadap sinar matahai atau kontak langsung dengan benda alergen.

·         Mengevaluasi lingkungan kamar tidur klien:
-          Penempatan benda – benda di meja.
-          Kebersihan lantai kamar.
-          Memasang gorden untuk mengurangi paparan terhadap snar matahari.





·         Mengajarkan teknik perawatan kebersihan mata:
-          Cara membersihkan sekret.
-          Cara meneteskan obat tetes mata.
-          Menggunakan pelindung mata bila keluar wisma di siang hari.


·         Mengatur posisi tidur klien berbaring ke sisi mata yang tidak dioperasi.


·         Melatih relaksasi untuk mengurangi rasa sakit pada mata kiri.
·         Klien kooperatif.
·         Klien berjanji akan selalu mengahbiskan porsi makanannya.Klien banyak bertanya tentang nyeri yang dirasakannya.


·         Klien marapikan meja kecil di samping tempat tidur.
·         Klien menata barang – barang (gelas, piring, sendok) di atas tempat tidur.
·         Gorden telah terpasang.
·         Lantai kamar disapu dan dipel oleh petugas.

·         Klien bersemangat belajar memebrsihkan sekret mata.Klien dapat meneteskan obat tetes mata sendiri dibantu oleh teman sekamarnya.
·         Klien sudah punya kacamata pelindung sinar matahari.

·         Klien berbaring ke posisi sebelah kanan, kadang berganti posisi dengan semi fowler.

·         Klien tampak kesulitan mengikuti instruksi, tetapi mau mencoba unutk berlatih.

Perencanaan

No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
Evaluasi
1.









































2.








































3.

Nyeri b/d interupsi pembedahan katarak pada mata kiri.






































Resiko infeksi b/d peningkatan kerentanan skunder terhadap interupsi pembedahan katarak.



































Resiko cidera b/d keterbatasan penglihatan.


Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari, nyeri berkurang ditandai dengan:
-    Nyeri berkurang.
-    Istirahat tidur tercukupi K8 jam.
-    Mata tidak berair dan tidak merah.






























Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari, infeksi tidak terjadi ditandai dengan:
-    Penyembuhan luka insisi tanpa infeksi.
-    Kemerahan (-)
-    Edema kelopak mata (-)
-    Drainase pada kelopak mata (-)
-    Materi purulen (-)
-    Peningkatan suhu tubuh (-)
























Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari, cidera tidak terjadi ditandai dengan:
-    Klien tidak mengalami cidera atau trauma jaringan selama dirawat.

·         Bantu klien dalam mengidentifikasi tindakan penghilangan nyeri yang efektif dengan tidur dalam posisi ½ duduk.

·         Lakukan tindakan penghilanagn nyeri non invasif atau non farmakologik, seperti berikut;
-          Posisi: tinggikan bagian kepala tempat tidur, berubah – ubah antara berbaring pada punggung dan pada sisi yang tidak dioperasi.
-          Distraksi
-          Latihan relaksasi
·         Berikan dukungan tindakan penghilangan nyeri dengan aalgesik yang diresepkan.

·         Observasi nyeri terutama bila disertai mual.


·         Pertegas pembatasan aktifitas yang disebutkan dokter yang mungkin termasuk menghindari aktifitas berikut:
-          Berbaring pada sisi yang dioperasi
-          Membungkuk melewati pinggang
-          Mengangkat benda yang beratnya melebihi 10 kg.
-          Mandi
-          Mengedan selama defekasi.




·         Tingkatkan penyembuhan luka:
-          Berikan dorongan untuk mengikuti diet yang seimbang dan asupancairan yang adekuat.
·         Gunakan teknik aseptik untuk meneteskan tetes mata:
-          Cuci tangan sebelum memulai
-          Pegang alat penetes agak jauh dari mata
-          Ketika meneteskan, hindari kontak antara ata, tetesan dan alat penetes.
Ajarkan teknik ini kepada klien dan anggota keluarganya.
·         Kaji tanda dan gejala infeksi:
-          Kemerahan, edema pada kelopak mata
-          Infeksi konjungtiva (pembuluh darah menonjol)
-          Drainase pada kelopak mata dan bulu mata
-          Materi purulen pada bilik anterior (antara korm\nea dan iris)
-          Peningkatan suhu
-          Nilai laboratorium abnormal (mis. Peningkatan SDP, hasil kultur dan sensitivitas positif)
·         Lakukan tindakan untuk mencegah ketegangan pada jahtan (misal anjurkan klien menggunakan kacamata protektif dan pelindung mata pada siang hari dan pelindung mata pada malam hari).

·         Modifikasi lingkungan untuk menghilangkan kemungkinan bahaya:
-          Singkirkan penghalang dari jalur berjalan.
-          Pastikan pintu dan laci tertutup atau terbuka dengan sempurna.
·         Tinggikan tempat tidur. Letakkan benda dimana klien dapat melihat dan meraihnya tanpa klien menjangkau terlalu jauh.

·         Membantu memberikan kenyamanan dan mengurangi tekanan pada bola mata.


·         Beberapa tindakan penghilang nyeri non invasif adalah tindakan mandiri yang dapat dilaksanakan perawat dalam usaha meningkatkan kenyamanan pada klien.





·         Analgesik mambantu dalam menekan respon nyeri dan menimbulkan kenyamanan pada klien.
·         Tanda ini menunjukkan peningaktan tekanan intra okuli (TIO) atau komplikasi lain.
·         Pembatasan diperlukan utnuk menguangi gerakan mata dan mencegah peningkatan tekanan okuler. Pembatasan yang spesifik tergantung pada beberapa faktor, termasuk sifat dan luasnya pembedahan, preferensi dokter, umur serta status kesehatan klien secara keseluruhan. Pemahaman klein tentang alasan untuk pembatasan ini dapat mendorong kepatuhan klien.

·         Nutrisi dan hidrasi yang optimal meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, yang meningkatkan penyembuhan

·         Teknik aseptik meminimialkan masuknya mikroorganisme dan mengurangi resiko infeksi.







·         Deteksi dini infeksi memungkinkan penanganan yang cepat untuk meminimalkan keseriusan infeksi.










·         Ketegangan pada jahitan dapat menimbulkan interupsi menciptakan jalan masuk untuk mikroorganisme.



·         Gangguan penglihatan atau menggunakan pelindung mata dapat mempengaruhi resiko cidera yang berasal dari gangguan ketajaman dan edalaman persepsi.

·         Tindakan ini dapat mengurangi resiko terjatuh.



Klien melaporan adanya pengurangan nyeri yang progresif ditandai dengan:
-    Nyeri berkurang.
-    Istirahat tidur tercukupi K8 jam.
- Mata tidak berair  dan tidak merah.




























Infeksi tidak terjadi ditandai dengan:
-    Kemerahan (-)
-    Edema kelopak mata (-)
-    Drainase pada kelopak mata (-)
-    Materi purulen (-)
-    Peningkatan suhu tubuh (-)




























Cidera tidak terjadi. Klien tidak mengalami cidera atau trauma jarigan selama dirawat.


Perumusan Masalah

1)    Nyeri
2)    Resiko infeksi

3)    Resiko cidera


Diagnosa Keperawatan dan Perumusan Prioritas keperawatan
Diagnosa Keperawatan
1)          Nyeri b/d interupsi pembedahan katarak pada mata kiri ditandai dengan:
DS:
-          Klien mengeluh nyeri pada mata kiri pot op menyebar ke kepala saat terpapar sinar matahari atau baru bangun tidur.
-          Klien mengatakan bila nyeri kambuh, mengalami kesulitan tidur.
-          Klien mengatakan riwayat operasi katarak mata kiri 16 hari yll.
DO:
-          Mata kiri berair, hiperemis(+)
-          IOL (+)

2)    Resiko infeksi b/d peningkatan kerentanan skunder terhadap interupsi pembedahan katarak ditandai dengan:
DS:
-          Klien mengatakan mata kiri terasa nyeri, panas dan nyeri menyebar sampai ke kepala.
-          Klien mengatakan mata kirinya terus berair dan mengeluarkan kotoran.
DO:
-          Sekret pada mata kiri (+).
-          Mata kiri berair(+)
-          Riwayat post op katarak 16 hari yll.

3)    Resiko cidera b/d keterbatasan penglihatan ditandai dengan:
DS:
-          Klien mengatakan matanya terasa kabur sejak K3 tahun yang lalu.
-          Klien mengatakan usianya sudah 85 tahun.
DO:
-          Klien berjalan tegap, cara berjalan seimbang tapi ragu – ragu.
-          Klien mampu melihat dalam jarak pandang K50 mtr.

3.2.2 Proritas Keperawatan
1)    Nyeri b/d interupsi pembedahan katarak pada mata kiri ditandai dengan:
DS:
-          Klien mengeluh nyeri pada mata kiri pot op menyebar ke kepala saat terpapar sinar matahari atau baru bangun tidur.
-          Klien mengatakan bila nyeri kambuh, mengalami kesulitan tidur.
-          Klien mengatakan riwayat operasi katarak mata kiri 16 hari yll.
DO:
-          Mata kiri berair, hiperemis(+)
-          IOL (+)

2) Resiko infeksi b/d peningkatan kerentanan skunder terhadap interupsi pembedahan katarak ditandai dengan:
DS:
-          Klien mengatakan mata kiri terasa nyeri, panas dan nyeri menyebar sampai ke kepala.
-          Klien mengatakan mata kirinya terus berair dan mengeluarkan kotoran.
DO:
-          Sekret pada mata kiri (+).
-          Mata kiri berair(+)
-          Riwayat post op katarak 16 hari yll.

2)    Resiko cidera b/d keterbatasan penglihatan ditandai dengan:
DS:
-          Klien mengatakan matanya terasa kabur sejak K3 tahun yang lalu.
-          Klien mengatakan usianya sudah 85 tahun.
DO:
-          Klien berjalan tegap, cara berjalan seimbang tapi ragu – ragu.
-          Klien mampu melihat dalam jarak pandang K50 mtr.